Gubrrakkk. Setelah
terdengar suara tersebut suasana hening sejenak. Kemudian terdengar suara
bentakkan “Gimana sih kamu Far, maksud kamu apa?? Kamu tahu sendiri kan Gucci
itu kenang-kenangan dari almarhum papaku!!!”. “Sorr Sorry, Ken. Aku bener-bener
gak sengaja!”. Niken sama sekali tidak menggubris ucapan Farah, dia terus
memandangi Gucci yang sudah tidak karuan bentukknya. “Maafin aku Ken, aku
benar-benar……”. “Aaahh udah lah mending kamu keluar dari rumahku sekarang juga,
anggep kita gak pernah berteman, teman macam apa kamu Far.” Potong Niken kesal,
matanya sudah memerah hampir menangis. Farah segera aku keluar dari rumah Niken
karena dia tidak ingin semakin memperburuk keadaan.
Keesokan harinya, Niken
berangkat ke sekolah dengan memendam kesal kepada Farah, mengingat kejadian
kemarin di rumahnya. Tetapi ternyata hari ini Farah tidak masuk sekolah. Karena
masih merasa kesal Niken tidak ingin menanyakan kabar Farah.
Tiga Hari pun telah
berlalu begitu saja. Farah belum memperlihatkan batang hidungnya sama sekali di
sekolah, tetapi Niken tetap saja tidak memperdulikannya. Tiba-tiba “Halo Niken,
emhhh ngomong-ngomong Farah kemana sih, kangen nih udah 3 hari dia gak masuk??”
tanya Bimo pada Niken. “mana gue tau, emang penting ya buat gue” jawab Niken
kesal. Yah kok gitu amat sih kamu Ken, jenguk Farah yuk..?” ajak Bimo. “Ngapain
jenguk kalo emang dia nggak kenapa-kenapa”. “Yah masak kamu gak tahu sih Ken
dia kan 4 hari yang lalu tertabrak truk waktu pulang dari rumah kamu…”. “Nah
itu kamu tahu kenapa tadi nanyak-nanyak ke aku” jawab Niken kesal. Setelah itu
Niken langsung pergi begitu saja, tetapi “Eh Ken mau kemana?? Critain dulu deh
apa sih yang sebenarnya terjadi sama kalian??” tanya Bimo penasaran. Akhirnya
Niken mau duduk kembali dan menceritakan semuanya kepada Bimo. “Jadi gara-gara
Gucci toh, yah aku tahu kok kalau Gucci itu berarti banget buat kamu, tapi mana
mungkin sih Farah sengaja nglakuin itu ke kamu mungkin itu cuma kecelakaan aja
kan Ken.” Ucap Bimo dengan tegas. “Meskipun gak sengaja tapi kamu gak tahu kan
rasanya gimana kalo Gucci dari orang yang bener-bener kamu sayang dan orang itu
udah gak ada pasti sedih banget Bim” ucap Niken Kesal. Kemudian Niken pergi
begitu saja meninggalkan Bimo.
Keesokan harinya ketika
Niken berangkat ke sekolah, Niken melihat ada sebuah kaleng di atas mejanya.
Ketika itu kelas masih sangat sepi karena masih terlalu pagi. Dengan perasaan
campur aduk dia membuka kaleng itu, dan ternyata kaleng itu berisi sebuah
surat. Isi surat itu adalah “ JIKA KAMU
BERBUAT KESALAHAN MAKA MINTA MAAFALAH, JIKA SESEORANG BERBUAT KESALAHAN
KEPADAMU MAKA MAAFKANLAH”. Niken tidak tahu apa maksud dari surat tersebut,
dia tidak menghiraukannya. Kemudian surat tersebut ia buang ke tempat sampah.
Keesokan harinya, di atas
meja Niken ada sebuah surat kaleng lagi dan surat tersebut berisi tulisan yang
sama dengan surat kaleng yang kemarin. Perasaan Niken semakin tidak karuan,
lagi-lagi ia tidak menggubris surat tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.
Kejadian surat kaleng itu berulang selama tiga hari berturut-turut, Niken tidak
menceritakan hal ini kepada siapapun.
Sepulang sekolah Niken
memikirkan surat kaleng yang selama 3 hari ini ada di atas meja sekolahnya. Dia
berusaha mencerna setiap kalimat dari surat kaleng tersebut. Tiba-tiba melintas
di pikiran Niken nama “Farah”. “Apakah yang dimaksud dalam surat itu adalah
Farah???” Tanya Niken dalam hatinya.. Memang sudah hampir seminggu Farah tidak
masuk dan Niken tidak menjenguknya. Niken mulai merasa cemas dengan keadaan Farah,
mengingat dulu Farah adalah sahabat yang mau menemaninya disaat dia sedih dan
senang.
Keesokan harinya, di
sekolah Niken menceritakan tentang surat kaleng itu kepada Bimo. Niken juga
mengutarakan niatnya untuk menjenguk Farah pulang sekolah nanti. Dengan senang
hati Bimo mau mengantarkan Niken untuk mrnjenguk Farah.
Akhirnya jam pulang
sekolah pun tiba, Niken dan Bimo berangkat menuju Rumah Sakit untuk menjenguk
Farah. Sesampainya di Rumah Sakit “Farah?” sapa Niken. “Niken, ada apa?” tanya
Farah yang berbaring lemas di Rumah Sakit dengan dipenuhi perban. Kemudian
Niken memeluk Farah sambil menangis “maafin aku ya, Far! Aku yang salah. Aku
tahu kamu nggak sengaja. Aku gak mau kehilangan sahabat sebaik kamu, aku sadar
kalau aku egois Far. Maafin aku ya.” Ucapa Niken sambil menangis tersedu-sedu. Farah
tidak menjawab dengan kata-kata, melainkan ia tersenyum manis yang berarti ia
memaafkannya. Mereka berdua saling berpelukan. Hati Niken terasa sangat plong.
Setelah mengobrol lama Niken pamit pulang.
Di jalan Bimo mengawali
percakapan ”Ken, aku mau ngomong sesuatu tapi janji jangan marah ya” ucap Bimo
serius. “Mau ngomong apa?” tanya Niken penasaran. “Sebenarnya yang nulis surat
kaleng itu aku. Hahaha, aku sengaja nulis supaya kamu baikan lagi sama Farah”.
“Heemm, sebenernya aku mau marah sih, tapi gak papalah berkat surat itu aku kan
jadi baikan sama Farah. Jadi makasih ya Bim!” ucap Niken senang. “ Siip deh
ken, sama-sama. Buat kamu dan Farah pasti apapun aku lakuin kok. Hehehe”.
Penulis : Iffatul Muzdaalifah/X-2/15
0 komentar:
Posting Komentar